Katanya


Hidup aku dan kamu berlalu layaknya air yang menguap dan terkondensasi menjadi awan tidak terlihat, dan baru nampak wujudnya jadi butiran hujan. Lalu jatuh, mengering kembali, tidak meninggalkan jejak. Hidupku pun demikian. Bedanya, air hujan tidak bisa memilih dimana dan kemana dia harus jatuh, manusia bisa. Hanya saja, mungkin jika disederhanakan ada dua tipe manusia di dunia ini: mengecewakan atau bodoh. Aku? bisa jadi kombinasi keduanya.

Kamu tahu, sakit apa yang menyenangkan?
melihat kamu.

Sepertinya, seberat itu untuk mencinta kamu yang masih cinta dia. Rasanya, kamu dan aku hidup di dua dunia fana yang berbeda. Dunia kamu masih tentang dia, duniaku tentang kamu. Bagaimana bisa bersatu?

Katanya, manusia dipertemukan hanya untuk saling memberi makna atau hanya menjadi perkara yang harus diselesaikan. Kalau ini tentang kamu, kamu memberi arti, tapi kamu juga jadi persoalan  yang aku ikhlaskan.

Katanya, kita tidak bisa memilih kepada siapa kita akan jatuh cinta. Tapi kita bisa memilih siapa yang pantas dipertahankan. Aku tau aku sedang jatuh cinta. Aku sudah pasti bersedia mempertahankan. Kamu pantas untuk itu. Tapi, apa aku berkenan?

Katanya, kalau jatuh cinta, bukan perihal apa, siapa, dan bagaimana. Tapi yang lebih penting adalah perihal dimana kamu akan jatuh. Di tempat yang lembut dan siap menyelamatkanmu, atau tempat yang keras yang hanya akan menyakitimu. Kalau ini masih soal kamu, mungkin saat ini aku jatuh ke tempat yang curam dan hanya ada dua kemungkinan: aku mati terbunuh atau ada kamu yang bersedia menangkapku.

Aku bisa melihat kamu di setiap sudut ruangan. Ya tapi ternyata, sayang saja tidak cukup untuk membuatmu berpaling dan bertahan, ya?


Katanya;
Jika yang selalu ada bisa menang melawan yang istimewa,
Apa yang selalu berusaha juga bisa menang melawan yang selalu ada?









-QN


Komentar

Postingan Populer