Distraksi
Kamu datang dikala gelap mengenang senja.
Lalu pergi ketika panas merindukan malam.
Disaat aku keluar menuju beranda,
bersiap mendekapmu apabila kau kembali dengan salam.
Lalu nyatanya kamu hilang ditelan putaran jarum jam.
Pesan terakhir dariku hanya tertanda dibaca.
Tidak ada salam,
Lagi-lagi perasaanku tersapu bagai debu diatas kaca.
Apa yang aku harapkan dari manusia dalam dunia maya?
Jika aku rindu, tapi aku hanya mengenal namamu,
apa rindu itu nyata atau semu?
Namun realitanya, kamu hanya rekayasa yang aku ciptakan untuk memberi warna pada hidupku yang terlalu hitam putih.
Walaupun akhirnya yang kamu tinggalkan hanya sisa abu-abu.
Karena jangankan melihat senyum-mu, melihat bentuk wajahmu pun aku tidak mampu.
Aku bisa apa jika kita hanya bisa bertemu di sebatas layar persegi yang semu?
-salam manis susu coklat
#Poethoughts
#universechild
Lalu pergi ketika panas merindukan malam.
Disaat aku keluar menuju beranda,
bersiap mendekapmu apabila kau kembali dengan salam.
Lalu nyatanya kamu hilang ditelan putaran jarum jam.
Pesan terakhir dariku hanya tertanda dibaca.
Tidak ada salam,
Lagi-lagi perasaanku tersapu bagai debu diatas kaca.
Apa yang aku harapkan dari manusia dalam dunia maya?
Jika aku rindu, tapi aku hanya mengenal namamu,
apa rindu itu nyata atau semu?
Namun realitanya, kamu hanya rekayasa yang aku ciptakan untuk memberi warna pada hidupku yang terlalu hitam putih.
Walaupun akhirnya yang kamu tinggalkan hanya sisa abu-abu.
Karena jangankan melihat senyum-mu, melihat bentuk wajahmu pun aku tidak mampu.
Aku bisa apa jika kita hanya bisa bertemu di sebatas layar persegi yang semu?
-salam manis susu coklat
#Poethoughts
#universechild
Komentar
Posting Komentar